Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, baru-baru ini memberikan laporan mengenai kondisi korban akibat ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta. Hingga malam tanggal 7 November 2025, tercatat sebanyak 93 orang telah menjadi korban dalam insiden yang memprihatinkan ini.
Dalam penyampaian tersebut, Ani menuturkan bahwa sebagian besar korban mengalami barotrauma, yang merupakan cedera atau gangguan pada telinga akibat perubahan tekanan udara yang cepat. Hal ini tidak hanya menyakitkan, tetapi juga dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan pendengaran.
Dari total korban, 28 orang di antaranya dirawat inap di rumah sakit. Sementara itu, sisanya menjalani perawatan jalan dan telah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan penanganan medis yang diperlukan.
Kondisi Korban Ledakan dan Penanganannya di Rumah Sakit
Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih melaporkan bahwa mereka paling banyak menangani korban, yaitu 39 pasien. Dari jumlah ini, 13 pasien dirawat inap dan 26 pasien lainnya telah diizinkan pulang setelah mendapatkan perawatan yang sesuai.
Selain RSI Cempaka Putih, RS Yarsi juga terlibat dalam penanganan korban dengan 15 pasien, di mana 14 di antaranya harus dirawat inap. Penanganan yang cepat oleh pihak rumah sakit sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesehatan korban.
RS Pertamina juga menangani sejumlah korban, dengan tujuh pasien yang diobservasi, di mana satu orang di antaranya masih dalam perawatan intensif. Hal ini menggambarkan keseriusan situasi yang dihadapi para tenaga medis saat menangani pasien yang mengalami trauma.
Upaya Penanganan Kesehatan di Puskesmas dan Klinik
Selanjutnya, sebanyak 32 pasien lainnya ditangani di berbagai Puskesmas di Kelapa Gading. Lima pasien juga mendapatkan perawatan di Klinik Bina Kasih, menunjukkan kerjasama berbagai fasilitas kesehatan dalam menghadapi situasi darurat seperti ini.
Informasi dari Puskesmas menunjukkan bahwa semua pasien yang dirawat di fasilitas tersebut telah selesai ditangani atau dirujuk ke rumah sakit. Hal ini menandakan sistem kesehatan yang responsif dan berkoordinasi dengan baik untuk menangani situasi kritis.
Hingga pagi hari setelah kejadian, terdapat 28 pasien yang masih dirawat inap, dengan rincian 13 di RS Islam Cempaka Putih dan 14 di RS Yarsi. Ini menunjukkan bahwa meskipun banyak yang sudah pulang, tahap perawatan bagi beberapa pasien masih berlanjut.
Implikasi dan Tindakan Lanjutan yang Diperlukan
Berdasarkan perkembangan situasi ini, penting bagi pihak berwenang untuk melakukan evaluasi menyeluruh terkait insiden tersebut. Analisis yang mendalam diperlukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Pihak berwenang juga diharapkan untuk memberikan dukungan kepada korban dan keluarganya. Selain penanganan medis, hal ini penting untuk rehabilitasi psikologis para korban yang mungkin mengalami trauma akibat ledakan.
Pengawasan yang lebih ketat terhadap fasilitas pendidikan juga diperlukan untuk memastikan keselamatan siswa. Insiden ini menjadi pengingat tentang pentingnya tindakan pencegahan dan kesiapan menghadapi situasi darurat di lingkungan sekolah.











