Hujan yang mengguyur wilayah Jakarta mengandung partikel mikroplastik, menurut temuan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Hal ini menunjukkan bahwa dampak lingkungan dari polusi plastik tidak hanya terbatas pada daratan, tetapi juga menjangkau ke atmosfer.
Pakar Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama, menekankan pentingnya memahami risiko yang ditimbulkan oleh mikroplastik dalam hujan. Paparan jangka pendek maupun panjang terhadap mikroplastik dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan manusia.
Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan dan konsumsi makanan. Dalam jangka pendek, dampaknya dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan.
Pentingnya Mengetahui Risiko Mikroplastik dalam Hujan
Selain iritasi pernapasan, mikroplastik yang terhirup bisa menimbulkan gejala yang lebih serius. Gejala ini meliputi batuk, sesak napas, bahkan kerusakan jaringan paru-paru akibat stres oksidatif yang terus-menerus.
Sekitar 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahunnya, menghasilkan mikroplastik di berbagai ekosistem. Ketika hujan membawa mikroplastik ini ke daratan, ekosistem serta kesehatan manusia menjadi lebih rentan.
Sumber mikroplastik ini bisa bervariasi, mulai dari produk perawatan pribadi hingga serat dari pakaian sintetis. Dengan banyaknya sumber, pencegahan dan pengelolaan polusi plastik menjadi semakin sulit.
Pengaruh Mikroplastik Terhadap Sistem Pencernaan Manusia
Mikroplastik yang terakumulasi dalam makanan atau minuman berpotensi memengaruhi sistem pencernaan. Risiko iritasi usus dapat meningkat seiring dengan konsumsi makanan yang terkontaminasi mikroplastik.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dapat mengganggu keseimbangan flora usus. Hal ini berpengaruh negatif pada kualitas kesehatan pencernaan secara keseluruhan.
Penting untuk menyadari bahwa mikroplastik tidak hanya berpengaruh langsung terhadap saluran pencernaan, namun juga dapat memiliki efek jangka panjang pada metabolisme. Paparan yang berkepanjangan memicu masalah yang lebih serius, seperti penyakit gastrointestinal.
Risiko Gangguan Hormon akibat Mikroplastik
Dampak mikroplastik tidak berhenti pada masalah pencernaan dan pernapasan saja. Mikroplastik juga dapat membawa zat kimia tambahan yang berpotensi mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh.
Ketika mikroplastik terakumulasi, ada risiko penyerapan racun yang berbahaya. Ini bisa menyebabkan gangguan hormon yang bersifat sementara, yang pada akhirnya dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh.
Beberapa studi menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mengubah perilaku hormon dan memicu masalah kesehatan, seperti gangguan reproduksi. Oleh karena itu, perhatian yang lebih serius terhadap masalah ini menjadi sangat penting.
Pentingnya Kesadaran Lingkungan dalam Menghadapi Mikroplastik
Kesadaran akan keberadaan mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari menjadi krusial. Masyarakat perlu lebih memahami bahwa polusi bukan hanya masalah lokal, tetapi juga masalah global yang memerlukan kolaborasi berbagai pihak.
Pencegahan polusi mikroplastik dapat dimulai dari langkah kecil, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Ketika masyarakat berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik, dampak negatif jangka panjang pada kesehatan dan lingkungan dapat diminimalkan.
Program edukasi dan kampanye kesadaran tentang bahaya mikroplastik perlu diintensifkan. Dalam jangka panjang, pengurangan mikroplastik dapat berkontribusi signifikan terhadap kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.











