Presiden Prabowo Subianto memberikan gelar jenderal kehormatan bintang empat kepada sejumlah purnawirawan TNI dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Batujajar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 10 Agustus 2025. Salah satu penerima anugerah tersebut adalah Yunus Yosfiah, seorang sosok yang memiliki prestasi gemilang dalam karier militer di Indonesia.
Yunus Yosfiah lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, pada 7 Agustus 1944. Ia memulai langkahnya di dunia militer setelah berhasil menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer Nasional pada tahun 1965, yang menjadi pijakan awal bagi kariernya yang cemerlang.
Mengawali perjalanan di Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Yunus segera menunjukkan dedikasi dan kemampuan yang tinggi. Menjadi Komandan Peleton Grup 2, ia terus melangkah naik hingga menempati posisi sebagai Komandan Batalyon Infanteri 744, di mana banyak anggotanya adalah putra asli Timor Timur.
Perjalanan Karier Militer Yunus Yosfiah yang Mengagumkan
Yunus Yosfiah adalah pribadi yang dikenal akan ketangguhan dan kepemimpinan dalam dunia militer. Di bawah kepemimpinannya, Batalyon Infanteri 744 memiliki reputasi yang sangat baik, terutamanya dalam menangani pertempuran di medan yang sulit.
Anggota batalyon yang mayoritas masih muda memiliki semangat tempur yang tinggi, membuat mereka mampu menghadapi tantangan dengan berani. Melalui latihan yang ketat, mereka siap bertindak dalam setiap misi yang dipercayakan.
Prestasi Batalyon ini dikenal luas, salah satunya adalah keberhasilan mereka menembak Nicolao Dos Reis Lobato, Presiden Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente (Fretilin) pada tahun 1978. Misi ini menjadi salah satu sorotan penting dalam sejarah militer Indonesia.
Dalam suasana konflik yang berkepanjangan, keberanian Yunus dan anak buahnya menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya memperkuat pertahanan negara. Mereka diakui sebagai pasukan yang tanggap dan disiplin dalam menjalankan tugasnya.
Kepemimpinan dan Taktik Tempur yang Diterapkan
Yunus Yosfiah tidak hanya dikenal sebagai pemimpin karismatik, tetapi juga sebagai seorang strategis yang cerdas. Keahliannya dalam taktik tempur membuatnya mampu merancang dan melaksanakan operasi militer yang efektif.
Setiap pertempuran yang dihadapi selalu direncanakan dengan matang, mempertimbangkan semua aspek dan kemungkinan yang ada. Hal ini menunjukkan kemampuan analitis yang tinggi dalam merespons situasi darurat.
Kepemimpinannya di Batalyon 744 menjadi contoh bagi angkatan militer lainnya dalam hal profesionalisme dan disiplin, di mana setiap anggota diminta untuk selalu siap dan waspada. Ini merupakan bagian dari warisan yang ia tinggalkan.
Di era yang penuh tantangan, strategi militer yang diterapkan Yunus membantu memperkuat posisi Indonesia dalam konteks keamanan nasional. Keberhasilannya membangun tim yang solid menjadi teladan bagi generasi berikutnya.
Penghargaan dan Jasa yang Dikenang
Selain gelar jenderal kehormatan bintang empat, banyak penghargaan lain yang diterima Yunus sepanjang karier militernya. Jasa-jasanya dalam melindungi tanah air membuatnya dihormati dan dikenang oleh rekan-rekannya dan masyarakat luas.
Pangkat dan posisi yang diraihnya tidak terlepas dari dedikasi dan pengorbanan yang telah ia tunjukkan selama ini. Yunus membuktikan bahwa kepemimpinan yang baik adalah kombinasi antara kekuatan dan empati terhadap anggotanya.
Sebagai Panglima Kodam Sriwijaya dan berbagai posisi penting lainnya, Yunus selalu berusaha untuk menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Integritas dan komitmennya menjadi pondasi bagi kariernya yang cemerlang.
Melalui perjalanan karier yang panjang, Yunus Yosfiah telah menciptakan banyak kenangan indah dalam perjalanan militer Indonesia. Penghargaan terakhir ini menjadi penutup manis bagi semua pengabdian yang telah ia lakukan.