Pada tahun-tahun awal sejarah Indonesia, seorang pria asal Belanda memiliki andil besar dalam pembentukan pasukan militer yang hingga kini masih beroperasi. Rokus Bernadus Visser, yang lebih dikenal dengan nama Mohammad Idjon Janbi, menjadi tokoh penting dalam pengembangan Komando Pasukan Khusus atau Kopassus. Perjalanan hidupnya diwarnai dengan berbagai pengalaman yang menjadikannya sosok kunci di tengah dinamika politik dan militer di Indonesia.
Rokus lahir dan dibesarkan di Belanda, di mana ia awalnya menjalani kehidupan sebagai pedagang. Namun, seiring pecahnya Perang Dunia II, kehidupannya berubah drastis ketika Belanda jatuh ke tangan Jerman, memaksanya untuk tinggal di London dan meniti karier baru dalam dunia militer. Ia pun bergabung dengan pasukan Belanda yang berjuang mengangkat senjata untuk kembali ke tanah airnya.
Selama waktu tersebut, Rokus menjalani berbagai peran menarik, mulai dari sopir Ratu Belanda hingga berperan aktif dalam konflik. Pelatihan khusus yang ia terima mengantarkannya ke medan perang, di mana dia menyadari pentingnya strategi dan kekuatan tim dalam melawan musuh. Akhirnya, setelah menyelesaikan tugasnya di Papua, ia memutuskan untuk menetap di Indonesia.
Di Indonesia, Rokus memilih jalur hidup baru sebagai petani bunga setelah berpindah agama menjadi Muslim pasca pernikahan dengan wanita Sunda. Namanya pun berubah menjadi Mochammad Idjon Janbi, tetapi tak bisa dipisahkan dari dunia militer yang telah membentuk dirinya. Kisah sembilan puluh hari di tanah ini semakin menarik saat ia berkenalan dengan Panglima Siliwangi, A.E. Kawilarang.
Kawilarang sedang mencari sosok berpengalaman untuk melatih pasukan baru yang efisien. Berbekal pengalaman dan pelatihan dari militer Belanda, Idjon menerima tawaran tersebut dan segera kembali ke dunia yang telah ditinggalkannya. Dengan pangkat mayor, ia mengalihkan kewarganegaraan menjadi warga negara Indonesia dan mulai menyiapkan program pelatihan untuk calon prajurit.
Peran Penting Mohammad Idjon Janbi Dalam Militer Indonesia
Tanggal 16 April 1952 menunjukkan tonggak sejarah bagi Idjon, ketika ia berhasil membentuk pasukan khusus pertama di Indonesia. Pasukan ini kemudian dikenal sebagai Komando Pasukan Khusus atau Kopassus. Pelaksanaan tugasnya tidak mengenal lelah, mengingat tantangan yang dihadapi negara pasca kemerdekaan.
Berbagai misi penting dikerjakan oleh Kopassus di wilayah potensial konflik di seluruh Indonesia. Inisiatif ini tidak hanya menciptakan satu unit militer, tetapi juga sebuah simbol kekuatan dan keberanian. Dari sini, nama Kopassus menjadi identik dengan keberhasilan dalam menangani ancaman yang beragam.
Tidak sedikit tokoh terkemuka Indonesia yang menjalani pelatihan di Kopassus. Ini termasuk Presiden Prabowo Subianto, yang kemudian memegang peran kunci di berbagai aspek keamanan nasional. Salah satu warisan yang ditinggalkan Idjon adalah tradisi pelatihan ketat yang dibangun untuk menghasilkan prajurit unggul.
Tingginya standar yang ditetapkan selama masa kepemimpinan Idjon menciptakan reputasi yang terus dikenang hingga kini. Sedemikian rupa, banyak prajurit TNI yang merasa terhormat bisa menjadi bagian dari Kopassus. Hal ini menciptakan aspirasi bagi banyak orang untuk mengejar karir dalam dunia militer.
Legasi dan Penghormatan Terhadap Idjon
Seiring bertambahnya tahun, Idjon muncul sebagai sosok pahlawan, tak hanya bagi prajurit Kopassus, tetapi bagi seluruh masyarakat. Penghormatan terhadapnya terlihat jelas dalam berbagai kegiatan militer dan non-militer. Dia menjadi contoh dedikasi, darma bakti, dan cinta tanah air yang tulus.
Komandan Kopassus, Prabowo Subianto, menunjukkan rasa hormat yang mendalam lewat berbagai bentuk penghargaan, termasuk rutin mengunjungi makam Idjon di Yogyakarta. Penghormatan ini melambangkan kesinambungan antara generasi militer saat ini dengan para pendiri yang telah berjuang demi negara.
Legasi Idjon tidak hanya terhenti pada pelatihan dan pembentukan pasukan, tetapi juga pada nilai-nilai ketaatan, disiplin, dan kerja sama yang disemai dalam setiap prajurit yang telah dilatihnya. Bagi banyak anggota Kopassus, pelatihan yang mereka jalani adalah sebuah pengingat akan dedikasi tinggi yang ditunjukkan oleh Idjon semasa hidupnya.
Banyak karya dan testament yang menceritakan bagaimana pengaruh Idjon dalam membangun kekuatan militer. Misi, tugas, dan pelatihan yang diinisiasinya membuktikan bahwa visi yang jelas dan tekad yang kuat dapat membawa perubahan signifikan bagi bangsa. Sehingga kisah hidupnya menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang.
Dampak Terhadap Pembangunan Militer Modern Indonesia
Tidak bisa dipungkiri bahwa pengaruh Mohammad Idjon Janbi masih terasa dalam struktur dan strategi militer Indonesia saat ini. Pendekatan pelatihan yang terus berinovasi akan membentuk prajurit yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga cerdas dan siap menghadapi tantangan global.
Pasukan Kopassus menjadi salah satu yang terdepan dalam menjaga keamanan dan kedaulatan Indonesia. Keterlibatannya dalam berbagai operasi penting menunjukkan bahwa fondasi yang dibangun oleh Idjon tetap relevan bahkan di zaman modern. Implementasi strategi canggih dan metode pelatihan inovatif adalah warisan yang dipegang teguh hingga kini.
Seiring dengan berjalannya waktu, banyak momen bersejarah yang mencerminkan jasa dan pengorbanan Idjon. Kesadaran akan pentingnya mempertahankan integritas dan kehormatan tugas kepala negara menjadi deret nilai yang dipertahankan hingga saat ini. Semangat yang dicontohkan oleh Idjon akan terus menginspirasi generasi baru prajurit Indonesia.
Dengan demikian, perjalanan Idjon bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga pelajaran penting tentang dedikasi, patriotisme, dan semangat juang. Dia mengajarkan kita bahwa kontribusi setiap individu, tanpa memandang latar belakang, dapat membentuk masa depan suatu bangsa. Melalui jasa-jasanya, Rokus Bernadus Visser atau Mohammad Idjon Janbi akan selamanya dikenang sebagai pahlawan Indonesia.











