Presiden Prabowo Subianto baru saja melakukan kunjungan resmi ke China pada Rabu, 3 September 2025, yang merupakan undangan khusus dari Presiden Xi Jinping. Kunjungan ini menjadi sangat berarti karena sekaligus untuk merayakan 80 tahun berdirinya Republik Rakyat China.
Dalam acara ini, Prabowo bukanlah satu-satunya pemimpin yang diundang. Selain dia, ada juga Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang menunjukkan betapa pentingnya hubungan internasional pada saat ini.
Sejarah mencatat bahwa ini bukanlah kali pertama pemimpin Indonesia mengunjungi China. Sejak lama, banyak pemimpin Indonesia yang telah menjalin hubungan baik dengan negara tersebut, dan pencapaian ini telah membawa dampak signifikan bagi kedua negara.
Menelusuri Jejak Sejarah Kunjungan Pemimpin Indonesia ke China
Sejarah kunjungan pemimpin Indonesia ke China mencerminkan hubungan diplomatik yang panjang dan berliku. Pada tahun 1956, Presiden Soekarno melangsungkan kunjungan bersejarah yang menggugah banyak pihak.
Soekarno pada waktu itu datang untuk memperkuat hubungan kedua negara dan membawa pesan persatuan. Dalam perjalanan tersebut, ia mengunjungi berbagai negara, tetapi sambutan yang diterima di China sangatlah berbeda.
Mao Zedong, Pemimpin Tiongkok saat itu, menyambut kedatangan Soekarno dengan penuh antusiasme. Menurut laporan, sambutan tersebut berlangsung meriah dan menggugah emosi para peserta yang hadir.
Peristiwa Menarik Saat Kunjungan Soekarno ke China
Suasana haru terasa mencengkeram ketika Soekarno menyampaikan pidato singkat di hadapan ribuan warga. Ia menegaskan pentingnya hubungan dan persaudaraan antara rakyat Indonesia dan China, yang disambut riuh oleh kerumunan.
Setelah itu, kemeriahan berlanjut saat Soekarno menaiki mobil beratap terbuka, dikelilingi oleh ratusan ribu warga yang bersorak gembira. Mereka membawa poster sambutan dan meneriakkan kata-kata semangat.
Pagi itu di Beijing, sambutan seperti itu memang luar biasa, bahkan untuk ukuran sebuah kunjungan negara. Suara sorakan tetap menggema di telinga para tamu yang hadir, menciptakan momen tidak terlupakan.
Transformasi Hubungan Diplomatik Indonesia dan China
Selama dua minggu di sana, hubungan diplomatik berlanjut dalam ranah kerja sama yang lebih konkret. Mulai dari bidang ekonomi hingga militer, keterikatan antara Jakarta dan Beijing semakin menguat pada zaman tersebut.
Meskipun hubungan itu sempat terputus di era Soeharto, ketika pelarangan ideologi komunis terjadi, tetapi pijakan awal yang dimulai oleh Soekarno tetap menjadi fondasi penting.
Setelah bertahun-tahun jarak, hubungan Indonesia-China kembali direvitalisasi pada tahun 1990. Moment ini menunjukkan bahwa sejarah dapat membuka peluang baru di masa depan, asalkan ada kemauan untuk memperbaiki dan memperkuat kembali hubungan.