Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto, mengonfirmasi status terbaru mengenai rehibilitasi seorang artis terkemuka di tanah air. Keputusan tersebut diambil setelah pihak kepolisian menerima rekomendasi resmi dari Tim Asesmen Terpadu (TAT) Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta.
Dalam pernyataannya, Kombes Budi mengatakan, “Sesuai hasil asesmen TAT BNNP DKI Jakarta yang dilaksanakan pada 3 November 2025, OL akan direhabilitasi.” Proses rehabilitasi ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kedua bagi yang bersangkutan untuk memperbaiki diri.
Onadio Leonardo, atau yang lebih dikenal dengan nama Onad, langsung dirujuk ke Panti Rehabilitasi ULTRA di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia dijadwalkan menjalani perawatan selama tiga bulan, sesuai dengan permohonan keluarga yang menginginkan agar artis tersebut mendapatkan bantuan maksimal.
“Dengan permohonan keluarga, kami memutuskan untuk merehabilitasi OL di Panti rehab ULTRA selama tiga bulan,” jelas Kombes Budi lebih lanjut. Ini menjadi langkah penting untuk memulihkan kesehatan mental dan fisik Onad.
Onad ditangkap bersamaan istrinya, Beby Prisillia Gustiansyah, di kawasan Trevista West Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Namun, Beby sudah dipulangkan karena tidak terbukti terlibat dalam konsumsi narkoba.
Penangkapan ini merupakan hasil pengembangan kasus sebelumnya yang melibatkan penggerebekan di Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dari lokasi penggerebekan tersebut, polisi awalnya mengamankan seorang pria berinisial KR yang diduga terkait dengan jaringan narkoba.
Dalam proses penangkapan, pihak kepolisian menemukan berbagai barang bukti, termasuk satu lembar papir, satu klip kecil berisi daun ganja, dan beberapa unit handphone. Diketahui, ekstasi yang sempat digunakan Onad sudah habis saat penggerebekan berlangsung.
Onad sendiri mengaku terjerumus dalam dunia narkoba akibat permasalahan pribadi yang sedang dihadapinya. “Motif penggunaan narkotika ini lebih kepada tekanan psikologis yang dialami OL,” tegas Kombes Pol Budi Hermanto kepada media.
Mengapa Rehabilitasi Menjadi Penting Dalam Kasus Ini?
Rehabilitasi merupakan langkah yang krusial dalam proses penyembuhan bagi individu yang terjerat dalam penggunaan narkotika. Proses ini tidak hanya berfokus pada penghentian penggunaan zat terlarang, tetapi juga pada pemulihan mental dan emosional.
Dukungan dari keluarga sangat memengaruhi keberhasilan program rehabilitasi. Dalam kasus Onad, dukungan orang terdekatnya menjadi aspek penting untuk membangun kembali kepercayaan dirinya. Dengan adanya pemahaman dari keluarga, proses rehabilitasi dapat berlangsung lebih efektif.
Masyarakat juga perlu menjadi bagian dalam mendukung proses rehabilitasi. Dengan menumbuhkan sikap empati dan menghindari stigma negatif, individu yang menjalani rehabilitasi akan merasa lebih diterima dan termotivasi untuk pulih. Hal ini penting agar mereka tidak terjebak kembali dalam perilaku lama.
Proses Hukum dan Dampaknya Terhadap Karir Seorang Artis
Setiap tindakan yang melanggar hukum tentu membawa konsekuensi yang harus dihadapi. Dalam dunia hiburan, kasus narkoba sering kali menjadi sorotan utama media dan masyarakat. Status sosial seorang artis tidak membuat mereka bebas dari konsekuensi hukum.
Penangkapan Onad menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang, terutama yang berada di industri kreatif. Keterbukaan untuk mengakui masalah dan mencari bantuan seharusnya didorong, bukan dihindari. Karir seorang artis bisa terganggu, tetapi proses rehabilitasi yang berhasil dapat membuka peluang baru.
Selain itu, pemulihan yang berhasil juga dapat menginspirasi orang lain untuk menghadapi masalah serupa. Ketika publik melihat artis yang pernah terperosok dapat bangkit kembali, hal ini memberikan harapan dan semangat bagi mereka yang juga berjuang melawan ketergantungan.
Dari Sudut Pandang Masyarakat Tentang Penggunaan Narkoba
Fenomena penggunaan narkoba dalam masyarakat seringkali menjadi sorotan tajam. Pandangan masyarakat terhadap pengguna narkoba seringkali masih bersifat negatif, yang menyakiti mental individu yang sedang berjuang. Hal ini memperparah stigma yang sudah ada.
Pendidikan mengenai isu ketergantungan harus dilakukan secara terus-menerus. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki masyarakat, semakin besar pula peluang untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara yang lebih manusiawi dan empatik. Keterlibatan komunitas dalam mendukung program rehabilitasi juga sangat penting.
Pentingnya dialog terbuka tentang narkoba dan efek buruknya tidak bisa diremehkan. Dengan menciptakan ruang untuk percakapan yang sehat, masyarakat dapat lebih memahami tantangan yang dihadapi individu dengan masalah ketergantungan. Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih mendukung untuk pemulihan.











