Tanggal 13 November 2025, Cilacap dilanda longsor yang diakibatkan oleh kondisi cuaca yang ekstrem. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa hujan deras yang terjadi dalam beberapa hari telah membuat tanah di wilayah ini sangat rentan.
Hujan yang mengguyur kawasan tersebut membawa curah yang cukup signifikan, dengan angka 98,4 mm/hari dan 68 mm/hari hanya dalam dua hari sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan adanya kelembapan tinggi yang berkelanjutan, ditambah dengan hujan ringan yang masih berlangsung setelah tanggal tersebut.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa rangkaian hujan yang terjadi menyebabkan tanah menjadi basah, sehingga lereng tidak dapat menahan beban. Hal tersebut jelas meningkatkan kemungkinan pergerakan tanah yang berpotensi mengakibatkan longsor.
Kondisi Cuaca yang Mendorong Terjadinya Longsor
Pola cuaca yang berlangsung di Jawa Tengah saat itu memang mendukung terjadinya hujan lebat. Menurut laporan BMKG, kondisi atmosfer yang stabil mendorong pembentukan awan konvektif.
Awan konvektif ini biasanya berpotensi membawa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, dan sering kali disertai kilat serta angin kencang. Oleh karena itu, masyarakat di wilayah tersebut perlu waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat tiba-tiba mengakibatkan bencana.
BMKG juga menyebutkan bahwa kelembapan udara yang tinggi menjadi faktor penting bagi pembentukan awan hujan. Dengan nilai kelembapan mencapai 70–100 persen di berbagai lapisan atmosfer, potensi hujan lebat tidak dapat dihindari.
Peringatan Dini dari BMKG untuk Wilayah Cilacap
Seiring dengan adanya potensi cuaca ekstrem, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini. Peringatan ini memberikan informasi tentang kemungkinan bahwa wilayah Cilacap, termasuk Kecamatan Majenang, akan mengalami kondisi cuaca yang tidak normal.
Periode peringatan dini ini ditetapkan berlangsung antara 11 hingga 20 November 2025. Dalam periode ini, masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan informasi cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, juga menegaskan bahwa potensi hujan lebat dapat terjadi kembali pada tanggal 19 hingga 22 November 2025. Pemberian informasi yang akurat dan tepat waktu menjadi kunci untuk meminimalkan dampak bencana yang dapat ditimbulkan.
Dampak Longsor dan Upaya Mitigasi yang Diperlukan
Longsor yang terjadi di Cilacap mengakibatkan banyak dampak negatif, termasuk kerugian materiil dan kemungkinan hilangnya nyawa. Oleh karena itu, penting bagi pihak berwenang untuk segera mengambil tindakan mitigasi yang tepat.
Langkah pertama yang harus diambil adalah melakukan penyelamatan bagi warga yang terdampak. Penanganan medis dan evakuasi menjadi prioritas utama untuk mengurangi jumlah korban.
Selanjutnya, pemerintah daerah perlu memetakan daerah rawan longsor untuk dilakukan penanganan secara berkesinambungan. Upaya ini diharapkan dapat mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa depan.











