Beralih dari perbincangan politik yang kerap kali panas, beberapa tokoh mengingatkan pentingnya membangun solidaritas di tengah masyarakat. Salah satu di antara mereka adalah Idrus Marham, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar bidang kebijakan publik, yang memberikan pandangannya terhadap situasi yang tengah berkembang di media sosial. Ia menilai serangan negatif terhadap Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Partai Golkar, mencerminkan paradoks dalam sistem demokrasi yang sedang berlangsung.
Idrus menunjukkan bahwa respons Bahlil, yang memaafkan pembuat meme negatif, adalah representasi dari sikap Pancasilais yang seharusnya dijunjung tinggi oleh setiap warga negara. Dalam pandangannya, sikap tersebut adalah cerminan dari nilai-nilai solidaritas dan kebersamaan yang menjadi landasan penting bagi persatuan bangsa.
Merawat Kebersamaan di Tengah Perbedaan dalam Masyarakat
Dalam penjelasannya, Idrus menekankan pentingnya merawat Indonesia sebagai rumah besar bagi semua warganya. Ia mengajak masyarakat untuk melihat kembali nilai-nilai kekeluargaan, gotong royong, dan patriotisme yang perlu dihidupkan di tengah beragam perbedaan pendapat. Keberagaman harusnya menjadi kekuatan, bukan penghalang untuk bersatu.
Amatan Idrus juga menyoroti bahwa media sosial seharusnya menjadi lahan untuk berbagi informasi yang konstruktif dan positif, bukan alat untuk menciptakan perpecahan. Ia percaya bahwa penciptakan ruang dialog yang sehat akan memberikan dampak positif bagi perkembangan masyarakat.
Menurutnya, penyerangan yang terjadi di dunia maya ini merupakan refleksi dari cara berpikir yang perlu diluruskan agar lebih mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa. Dengan cara ini, semua pihak dapat mengembangkan sikap saling menghargai satu sama lain meskipun memiliki pendapat yang berbeda.
Pentingnya Kebijakan Publik yang Berpihak kepada Rakyat
Idrus menekankan, alih-alih melampiaskan kebencian, masyarakat seharusnya lebih fokus terhadap pencapaian dalam kebijakan publik Bahlil, khususnya di sektor energi dan sumber daya mineral. Dalam hal ini, ia menilai bahwa langkah-langkah yang diambil menunjukkan komitmen untuk membawa manfaat bagi rakyat. Hal ini seharusnya menjadi perhatian utama daripada memperdebatkan isu-isu negatif yang tidak produktif.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa memperjuangkan keadilan haruslah dilakukan dengan cara yang adil serta demokratis. Sikap saling menghormati perlu ditanamkan dalam setiap diskusi, agar terlahir dinamika positif yang mencerminkan kemajuan bangsa.
Idrus menegaskan bahwa komitmen Bahlil untuk mengutamakan kepentingan rakyat adalah langkah nyata dalam mendemokratisasi pengelolaan sumber daya alam. Dengan pendekatan ini, rakyat bukan hanya dianggap sebagai objek, tetapi sebagai subjek yang aktif dalam pengelolaan tersebut.
Peran Pemimpin dalam Mewujudkan Keadilan dan Demokrasi
Sikap dan tindakan Bahlil sebagai pemimpin sangat penting dalam konteks ini. Idrus menyatakan, Bahlil selalu berpegang pada arahan Presiden Prabowo Subianto dalam menjalankan tugasnya. Dengan cara berpikir ini, Bahlil selalu tampil konsisten di dalam lingkaran kebijakan pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Pentingnya peran pemimpin yang bersih dan transparan tidak dapat diabaikan. Idrus mengajak para pemimpin untuk selalu menyadari bahwa mereka adalah pelayan publik yang harus mendengarkan aspirasi masyarakat. Dalam proses ini, pemimpin diharapkan mampu mengedukasi masyarakat, mendemonstrasikan sikap positif, dan memberi teladan yang baik.
Dengan menunjukkan integritas dan komitmen kepada masyarakat, pemimpin dapat membangun citra positif yang pada akhirnya akan menciptakan kepercayaan. Ketika kepercayaan terjalin, maka kerjasama yang baik antara pemerintah dan rakyat dapat tercipta dan memberikan hasil yang maksimal bagi kemajuan bangsa.











