Bayangkan hingga 30 tahun lamanya, seorang prajurit yang dinyatakan tewas ternyata masih hidup di tengah hutan. Ini adalah kisah luar biasa mengenai Teruo Nakamura, seorang tentara Jepang yang menghabiskan waktu tersebut tanpa mengetahui bahwa Perang Dunia II telah berakhir.
Teruo bergabung dengan angkatan bersenjata Jepang saat Taiwan masih berada di bawah pendudukan. Beliau ditugaskan ke berbagai lokasi strategis, termasuk Maluku, Indonesia. Di sinilah, di alam liar yang lebat, kisahnya yang unik dimulai.
Pada tahun 1944, Teruo dipindahkan ke Pulau Morotai dan terlibat dalam sejumlah peperangan. Dalam situasi yang tidak menentu, ia melarikan diri ke hutan untuk menghindari kejaran musuh, tanpa mengetahui bahwa perang telah berakhir. Ini adalah awal dari kehidupan panjangnya yang terasing.
Kisah Awal Teruo Nakamura yang Menarik
Teruo Nakamura, yang lahir dengan nama Attun Palalin, adalah seorang pemuda asal Taiwan. Setelah bergabung dengan tentara Jepang pada tahun 1942, ia terlibat dalam berbagai operasi militer di kawasan Maluku. Selama masa tugasnya, Teruo menunjukkan komitmen yang kuat demi negara dan tugasnya.
Pada tahun 1944, penugasan membawanya ke Morotai, di mana ia tergabung dalam Resimen Infanteri 211. Mereka menerima tugas untuk mempertahankan pulau dari serangan tentara Amerika Serikat. Dalam kondisi penuh tekanan, situasi berubah drastis di tahun 1945.
Dengan berita menyerahnya Jepang yang belum sampai ke telinganya, Teruo dan rekan-rekannya terus bersembunyi dan berjuang. Ketidakpahaman terhadap situasi global ini mengakibatkan dunia luar menganggapnya hilang dan telah tewas. Istrinya bahkan menikah lagi, berpikir bahwa suaminya sudah tiada.
Kehidupan Terasing di Hutan Maluku
Selama bertahun-tahun, Teruo hidup dalam kesunyian, terjebak antara memori masa lalu dan kenyataan yang telah berubah. Bergantung sepenuhnya pada alam, ia belajar untuk bertahan hidup secara mandiri. Dengan berburu dan meramu, ia menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
Dalam perjalannya yang panjang, Teruo membangun gubuk dari bambu dan merawat kebun seluas 700 meter persegi. Di ladang ini, ia menanam berbagai jenis tanaman seperti singkong dan pisang. Metode hidup sederhana ini membantunya bertahan meski dalam kesepian yang mendalam.
Menjaga kebersihan tubuhnya, Teruo bahkan membangun rutinitas untuk mandi dan merawat penampilannya. Ia menggunakan permukaan air sungai sebagai cermin, sehingga tetap rapi meskipun hidup di belantara. Upaya ini menunjukkan bagaimana keinginannya untuk tetap menjaga martabat meski dalam kondisi yang ekstrem.
Penemuan yang Mengubah Segalanya
Pada Desember 1974, kejadian mengejutkan terjadi ketika dua tentara Indonesia menemukan Teruo dalam keadaan sehat. Dalam momen itu, ia sedang menebang pohon, tampak seperti seorang yang memiliki cerita panjang terpendam. Penemuan ini menjadi berita heboh yang menarik perhatian banyak orang.
Setelah penangkapannya, Teruo mengalami momen-momen sulit. Ia salah mengira tentara sebagai musuh dan melawan pada awalnya. Namun, setelah disadarkan bahwa perang telah berakhir, langkah demi langkah, Teruo dibawa ke kota untuk mendapatkan perawatan medis.
Setelah dinyatakan sehat, diadakan pertemuan emosional antara Teruo dan Duta Besar Jepang. Dalam momen itu, ia diberikan informasi bahwa perang telah usai dan diminta untuk kembali ke Taiwan. Kembali ke tanah kelahirannya, ia akhirnya bisa reuni dengan keluarga yang ditinggalkannya bertahun-tahun yang lalu.
Pulang ke Rumah: Reuni yang Telah Lama Ditunggu
Setelah perjalanan panjang dan penuh liku, Teruo Nakamura akhirnya bisa kembali ke Taiwan. Meskipun ia kembali sebagai orang yang berubah, kerinduan akan keluarga dan kehidupan normal menggerakkan langkahnya. Di sana, ia bertemu kembali dengan istrinya yang telah menjalani hidupnya tanpa keberadaannya selama puluhan tahun.
Namun, takdir berbicara lain. Reuni ini hanya berlangsung singkat, karena sang istri kemudian meninggal dunia pada tahun 1979. Kisah ini menyoroti bagaimana konflik dan ketidakpastian dapat memisahkan orang-orang yang saling mencintai, meski pada akhirnya bisa bertemu kembali.
Teruo Nakamura adalah contoh nyata dari bagaimana seseorang bisa terjebak dalam situasi yang tidak terduga dan berusaha bertahan hidup dengan harapan. Kisah hidupnya memberikan pelajaran berharga mengenai ketahanan dan adaptasi dalam menghadapi kesulitan luar biasa, yang bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang hingga saat ini.