Keinginan untuk mandiri secara finansial semakin menguat di kalangan masyarakat, terutama di tengah tantangan ekonomi yang berat. Banyak individu yang mulai berpikir kembali tentang arah hidup dan karir, bahkan memilih untuk meninggalkan pekerjaan stabil guna mengejar impian sebagai wirausaha.
Dari sikap berani tersebut, banyak yang memilih untuk membangun usaha sendiri, bertujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih fleksibel dan berkelanjutan. Salah satu contoh inspiratif adalah Widya Purnama Sari, seorang mantan pegawai yang kini sukses menjalani peran barunya sebagai pengusaha UMKM berkat program-program dukungan pemerintah.
Widya adalah pemilik Kreasi Nyobi, sebuah usaha yang fokus pada produksi pempek berbahan dasar ikan tenggiri berkualitas. Usahanya dimulai pada tahun 2020, dipengaruhi oleh latar belakang suaminya yang telah lama terlibat dalam industri perikanan sebagai supplier.
Awalnya, produk pempek yang dihasilkan hanya dijual kepada teman-temannya. Namun, setelah hampir satu tahun melakukan eksperimen, Widya berhasil menciptakan resep yang diminati banyak orang.
Dengan pelatihan yang didapat dari berbagai komunitas dan program pendampingan, Widya tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga membangun jaringan yang berharga di kalangan sesama pelaku UMKM. Dukungan ini terbukti penting dalam memperbaiki performa bisnisnya yang kini terus berkembang.
“Pelatihan yang kami ikuti terjadi hampir setiap hari, baik secara daring maupun luring. Materi mengenai e-commerce dan cara mem-branding produk adalah hal yang paling bermanfaat bagi saya,” ujar Widya ketika berbagi pengalaman.
Pendidikan dan Pelatihan untuk Pengusaha Muda
Widya terlibat dalam pelatihan yang diadakan oleh berbagai lembaga, baik pemerintah maupun swasta, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengusaha muda. Dengan semakin banyak pelatihan yang diikuti, pengetahuan tentang pengelolaan bisnis dan pemasaran digital semakin mendalam.
Setiap pelatihan dipenuhi dengan topik-topik yang relevan, seperti cara membuat akun di platform e-commerce, pemasaran via media sosial, dan aspek legalitas produk. Hal ini sangat membantu para pengusaha untuk menavigasi dunia bisnis yang semakin kompleks.
Kehadiran komunitas ini pun memberi dukungan moral serta motivasi bagi Widya dan rekan-rekannya. Melalui relasi yang terbangun, mereka saling bertukar informasi dan pengalaman untuk kemajuan bersama.
Dengan pengetahuan yang didapat, Widya berharap bisa meningkatkan daya saing produknya baik di pasar lokal maupun nasional. Pelatihan ini juga membantu Widya untuk lebih percaya diri dalam memasarkan produk dan membangun merek.
Melalui inovasi yang dilakukan selama pelatihan, produk pempek olahan Widya tersedia dalam dua kategori, yaitu frozen dan ready-to-eat. Hal ini memberi pilihan yang lebih luas bagi konsumen dan memperluas segmen pasar yang dapat dijangkau.
Strategi Pemasaran yang Efektif untuk UMKM
Pemasaran menjadi aspek penting dalam usaha yang dijalani Widya. Dengan memanfaatkan platform digital, ia berhasil meningkatkan brand awareness produk olahan pempeknya. Produknya kini bisa diakses oleh lebih banyak orang melalui media sosial dan e-commerce.
Salah satu strategi yang diterapkan adalah mengikuti bazaar dan pameran yang diadakan oleh komunitas UMKM setempat. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi juga memperluas jaringan bisnisnya.
Berkat kehadiran di berbagai acara, Widya tidak hanya mendapatkan pelanggan baru tetapi juga mitra usaha. Ini adalah langkah strategis yang penting dalam mengembangkan usaha lebih jauh.
Dalam hal kualitas produk, Widya tetap berkomitmen untuk mengolah pempek dengan bahan baku terbaik. Ini merupakan nilai jual yang membuat konsumen loyal dan merekomendasikan produknya kepada orang lain.
Proses produksi pun dilakukan secara sistematis untuk menjaga konsistensi dan kualitas. Dengan kapasitas produksi yang meningkat, pempek milik Widya kini dapat diproduksi hingga 4.000 buah dalam sebulan, menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Proyeksi dan Harapan Ke Depan untuk Usahanya
Saat ini usaha pempek milik Widya dijalankan oleh tim kecil yang handal. Tim tersebut terdiri dari tiga orang di bagian produksi dan satu orang yang menangani operasional. Meski omzet yang dihasilkan berkisar antara Rp10-15 juta per bulan, Widya lebih memilih untuk memutar kembali semua keuntungan sebagai modal usaha.
“Kami belum mengambil keuntungan besar, semua masih diputar kembali untuk modal. Saya berharap ke depan bisa membuka toko offline,” jelas Widya tentang rencana masa depannya.
Widya yakin bahwa dengan dukungan yang didapat dari program-program yang ada, ia dapat mencapai tujuan dan impiannya. Meskipun tantangan tetap ada, niat dan tekad untuk berkembang tidak pernah pudar.
Dalam perspektif yang lebih luas, keberadaan program-program pendampingan dan pelatihan seperti ini membuktikan bahwa pengembangan UMKM sangat penting untuk perekonomian. Dengan membangun ekosistem yang mendukung, banyak pengusaha lokal seperti Widya yang bisa tumbuh dan berkontribusi.
Kisah Widya adalah cerminan dari banyak pelaku usaha UMKM di Indonesia yang berusaha bangkit dan berinovasi. Dengan pengetahuan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, impian untuk mandiri secara finansial menjadi semakin dekat. Ini adalah contoh inspiratif bagi mereka yang ingin memulai perjalanan serupa menuju kesuksesan.