Angkie Yudistia mengungkapkan bahwa tujuan dari produk yang baru diluncurkannya adalah untuk menghubungkan estetika fashion dengan misi sosial yang besar. Dalam upayanya ini, Angkie berharap dapat menyebarkan kesadaran bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.
Produk hijab yang dikenal dengan nama Inclusive Scarves ini tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga memiliki kedalaman makna. Angkie percaya bahwa karya ini mewakili harapan dan perwakilan bagi orang-orang yang selama ini terpinggirkan oleh standar sosial yang ketat.
Desain yang elegan dengan warna filosofis menciptakan daya tarik tersendiri bagi Inclusive Scarves. Setiap sutra yang digunakan dalam produk ini bukan sekadar kain, melainkan medium untuk mengekspresikan pemberdayaan, terutama bagi penyandang disabilitas dan kelompok yang kurang beruntung.
Tanggal Peluncuran dan Makna di Baliknya
Peluncuran resmi Inclusive Scarves dijadwalkan pada 29 Agustus 2025, bertepatan dengan momen yang sarat makna. Melalui acara ini, Angkie ingin memperkuat komunitas dan menyebarkan pesan inspiratif untuk melahirkan gerakan kebaikan.
Dia menyampaikan harapannya agar produk ini membawa manfaat bagi para reseller, penjual, serta semua orang yang membeli dan menggunakannya. Setiap produk yang terjual bukan hanya menjadi item fashion, melainkan alat untuk mendorong perubahan sosial.
“Setiap orang berhak merasa dihargai dan diberdayakan,” tegas Angkie. Karya seni di setiap helai kain dapat menjadi cerminan nilai kemanusiaan yang tak ternilai, bukan sekadar for estetika.
Pesan Kemanusiaan Melalui Setiap Helai Kain
Angkie menegaskan, Inclusive Is Coming bukan hanya sekadar slogan, melainkan pula panggilan untuk menyambut masa depan yang lebih inklusif. Dalam penciptaan produk ini, dibutuhkan cara pandang baru untuk memahami keberagaman yang ada di sekeliling kita.
Setiap desain dari Inclusive Scarves diharapkan mampu menjadi simbol keterbukaan dan kekuatan komunitas. Ini adalah upaya untuk menciptakan ruang yang lebih adil bagi semua individu, tanpa memandang latar belakangnya.
“Dalam setiap helai kain, terdapat kisah yang menceritakan tentang kolaborasi dan solidaritas,” lanjut Angkie. Proses kreatif di dalamnya melibatkan partisipasi dari komunitas disabilitas dan kelompok rentan, membuka kesempatan kerja serta ruang berekspresi.
Peran Partisipasi Aktif dalam Proses Kreatif
Baginya, menciptakan produk lebih dari sekadar mengejar keuntungan atau mengikuti tren. Angkie percaya bahwa setiap karya harus mampu menyuarakan sesuatu yang lebih besar dari sekadar penampilan luar.
Melalui Inclusive Scarves, dirinya ingin memperlihatkan bahwa pemberdayaan dapat tercipta dari kolaborasi yang kuat. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk para pekerja disabilitas, produk ini menjadi representasi nyata dari konsistensi nilai-nilai sosial.
Dengan demikian, Inclusive Scarves bukan hanya sekadar aksesori, melainkan simbol harapan dan harapan bagi masa depan yang lebih inklusif. Angkie berharap bahwa setiap orang yang mengenakan hijab ini dapat merasakan kehadiran makna di balik setiap helainya.