Jakarta, fenomena perpindahan kepemilikan perusahaan ke luar negeri terus menjadi sorotan, terutama ketika banyak perusahaan Indonesia mulai beralih ke Singapura. Ada kisah menarik yang tercatat dalam sejarah tentang perpindahan seorang tokoh bisnis terkenal, Oei Tiong Ham, yang sangat berpengaruh di masanya. Kiprah Oei dalam dunia gula bukan hanya mengubah lanskap industri, tetapi juga memberi dampak besar terhadap kebijakan pajak di Hindia Belanda.
Oei Tiong Ham, pendiri Oei Tiong Ham Concern, pernah menjadi orang terkaya di Asia Tenggara dan menguasai sebagian besar pasar gula global pada akhir abad ke-19. Dengan jaringan bisnis yang meluas hingga ke Eropa dan Asia, Oei bukan hanya seorang raja gula, tetapi juga seorang konglomerat yang berinvestasi di berbagai sektor lainnya. Sayangnya, kekayaannya juga menjadikannya sasaran utama pemerintah kolonial untuk dijadikan sumber pendapatan melalui pajak yang sangat tinggi.
Pemindahan Oei ke Singapura di awal abad ke-20 menggambarkan bagaimana kebijakan perpajakan dapat mendorong pengusaha untuk mencari opsi yang lebih menguntungkan di luar negeri. Keputusannya untuk hengkang menjadi gambaran nyata dari perjuangan seorang pengusaha melawan sistem keuangan yang tidak adil. Pemindahan ini tidak hanya berkaitan dengan faktor ekonomi, tetapi juga dengan ketidakadilan yang dirasakannya selama berbisnis di Hindia Belanda.
Sebab-sebab Perpindahan Oei Tiong Ham ke Singapura
Salah satu alasan utama perpindahan Oei adalah tekanan pajak yang semakin berat. Sejarawan mencatat bahwa Oei ditagih hingga 35 juta gulden yang menghimpit bisnisnya. Meskipun selama ini ia selalu membayar pajak tepat waktu, beban pajak yang terus meningkat menjadi pelanggaran prinsip keadilan bagi Oei. Hal ini memaksanya untuk mengambil langkah yang drastis demi kelangsungan usaha dan kehidupan pribadi keluarganya.
Dua tahun menjelang kepindahannya, Oei mulai merasakan keanehan dalam penagihan pajak, yang selalu muncul setelah pembayaran. Seiring dengan pertumbuhan bisnisnya, Oei menyadari bahwa pola ini tidak hanya merugikannya secara finansial, tetapi juga menumpuk beban emosional yang membuatnya merasa tertekan. Ia pun mulai mencari alternatif dengan meninggalkan Hindia Belanda yang dianggap sudah tidak lagi bersahabat bagi keberlangsungan usahanya.
Dengan nasihat pengacara dan analisis dari berbagai aspek, Oei melihat Singapura sebagai tempat yang strategis. Pajak yang lebih ringan dan kebijakan yang lebih pro-bisnis menjadi daya tarik kuat untuk melakukan migrasi. Pada tahun 1921, keputusan Oei untuk menetap di Singapura menjadi momen penting dalam sejarah bisnis, yang menandai kebangkitan para pengusaha dalam lingkungan yang lebih menguntungkan.
Aktivitas Usaha dan Kedermawanan di Singapura
Setibanya di Singapura, Oei langsung melakukan berbagai investasi signifikan. Ia tidak hanya membeli tanah dan properti, tetapi juga mendirikan berbagai usaha yang memberi dampak positif bagi perekonomian lokal. Investasinya dalam Heap Eng Moh Steamship Company Limited menunjukkan betapa luasnya visi bisnisnya yang tidak terikat pada satu sektor saja. Oei ingin memanfaatkan semua peluang yang ada di lingkungan barunya.
Salah satu pencapaian luar biasa Oei adalah menjadi pemilik awal saham dari Overseas Chinese Bank. Bank tersebut kini dikenal dengan nama OCBC dan menjadi salah satu bank terkemuka di Singapura. Keberaniannya untuk berinvestasi dalam sektor perbankan menunjukkan kepiawaiannya dalam mengenali tren pasar dan kebutuhan masyarakat. Tidak hanya fokus pada kekayaan pribadi, Oei juga berkomitmen untuk membantu masyarakat melalui berbagai donasi.
Oei dikenal sebagai seorang dermawan yang sangat peduli terhadap perkembangan pendidikan dan kesehatan. Ia menyumbangkan dana signifikan untuk pembangunan gedung Raffles College, yang menjadi bagian penting dari sistem pendidikan di Singapura. Sumbangan lainnya juga mengalir untuk rumah sakit dan berbagai kegiatan sosial yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kedermawanan ini menjadikan namanya tidak hanya harum di kalangan pebisnis, tetapi juga dihormati oleh masyarakat luas.
Warisan Oei Tiong Ham dalam Sejarah Bisnis dan Masyarakat
Meskipun Oei meninggalkan Hindia Belanda, warisannya terus hidup dan diingat hingga kini. Beberapa jalan dan bangunan di Singapura diberi nama atas namanya sebagai penghormatan. Ini menunjukkan betapa signifikan kontribusi Oei dalam pengembangan perekonomian dan masyarakat di Singapura. Ia menjadi simbol keberhasilan yang tidak terikat oleh batasan geografi.
Selama tinggal di Singapura, Oei tidak memiliki kewarganegaraan, menjadikannya sebagai sosok unik dalam sejarah. Ia melepaskan status sebagai warga negara Hindia Belanda tetapi tidak mengambil status warga negara Inggris. Ironisnya, status tersebut memberikan kebebasan berbisnis tanpa beban pemerintah yang menyusahkan. Kesadaran akan pentingnya kewarganegaraan formal menjadi catatan menarik dalam perjalanan hidupnya.
Kisah Oei Tiong Ham mengajarkan bahwa ketidakadilan bisa menggerakkan seorang pengusaha untuk mencari peluang yang lebih baik. Ini menjadi pelajaran berharga bagi generasi penerus tentang pentingnya adaptasi dalam bisnis. Selain sukses secara finansial, kedermawanan dan kepeduliannya pada masyarakat menjadikannya contoh panutan bagi banyak orang. Dengan melanjutkan kisahnya, kita dapat menarik pelajaran tentang kegigihan dan keberanian dalam menghadapi tantangan di dunia bisnis.











